Legislator Khawatir Pengembangan Program Smart Farming Hanya Latah

From World History
Revision as of 20:46, 17 June 2021 by Kicktaiwan5 (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to: navigation, search

SariAgri - Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementerian Pertanian (Kementan) untuk tahun 2022 tentang Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural. Salah satu program utama dalam penyediaan pangan dan peningkatan daya saing yang direncanakan yaitu pengembangan smart farming atau digitalisasi pertanian (e-agriculture).
Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet mengkhawatirkan program smart farming hanya latah saja kaena fasilitas terpenting pendukungnya belum tersedia.
“Apakah program ini semacam program yang sifatnya latah? Saya khawatir ini latah. Kalau kita lihat jangankan tingkat kemampuan sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian, bicara tentang SDM penyuluh (PPL) kita saja masih jauh dari itu,” ujar Slamet dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kementerian Pertanian di Jakarta, Senin (24/5/2021).
Baca Juga: Atasi Telinga Berdenging dengan Konsumsi 4 Buah Segar Ini Program Sikomandan Dongkrak Keberhasilan Inseminasi Buatan
Slamet berkelakar, Kementan perlu memberikan gambaran dan pencerahan terlebih dahulu mengenai program itu. Jangan sampai program itu hanya menjadi ajang ‘gagah-gagahan’ dan latah tanpa bisa menjawab tantangan ketahanan pangan Indonesia.
“Saya ingin dapat gambaran atau pencerahan dulu terkait program ini sehingga tahun 2022 kita semua bisa menjawab tantangan Indeks Ketahanan Pangan Indonesia yang mengalami penurunan,” tegasnya.
Dia mengatakan pada 2020, Indonesia mengalami penurunan Indeks Ketahanan Pangan dari semula di urutan 62 menjadi 65 dari 113 negara.
“Saya juga ingin dapat gambaran dari Kementan terkait penyebab turunnya Indeks Ketahanan Pangan kita dan langkah-langkah menanggulanginya seperti apa, nanti itu bisa menjadi gambaran untuk program di tahun 2022. Jangan sampai program yang akan dilakukan tidak menjawab masalah dan tantangan pangan kita,” katanya.
Slamet juga menyoroti pada RKP Kementan tahun 2022 terkait program penguatan food estate dan korporasi petani serta mempertanyakan sisi mana dari program itu yang perlu dikuatkan. Dia menunggu hasil evaluasi pelaksanaan program food estate 2021 sehingga bisa diketahui berbagai hal yang perlu diperbaiki.
“Evaluasi ini penting agar program food estate di 2022 ini juga tidak mubazir. Saya ingin mendapat gambaran pelaksanaan food estate di 2021 sehingga dapat dicari dari sisi mana penguatan yang dibutuhkan mumpung ini masih pagu anggaran. Media Pertanian Indonesia Nanti kalau kita sudah definitif kita akan bisa merumuskan dari hasil evaluasi tersebut,” pungkasnya.
Video terkait: